August 26, 2017

Hai, Jiwa


Melewati jalanan Braga sore ini, seperti membangkitkan perasaan syahdu yang tak jelas juntrungannya. Aku tidak pernah punya kisah di tempat ini. Tapi suasana pedestrian dengan sederet bangunan kuno yang disulap menjadi kafe-kafe bergaya minimalis, berhias lampu remang-remang, membangkitkan kenangan tersendiri, entah tentang apa atau siapa.

Kepalaku memutar gambar sekaligus rasa secara acak. Tiba-tiba aku rindu dengan orang yang tidak mungkin punya perasaan sama denganku. Orang yang bahkan menganggapku seasing itu, dengan tak pernah mau menyebut namaku.

Lalu, aku terbayang mimpi-mimpi,  keinginan, dan harapan yang mungkin lebih banyak semunya. Aku semakin tidak tahu apa sebenarnya cita-citaku, tujuan hidupku. Aku cuma ingin gembira, sesederhana minum kopi di pinggir laguna, sambil berbincang dengan kamu yang sejiwa.

Aku merasa isi kepalaku seperti orang yang sedang belajar peran. Sebentar tertawa, tiba-tiba menangis, kemudian marah, kadang histeris, lalu tiba-tiba terdiam saking hampanya. Lalu aku merasa ingin tidur saja, karena ada jiwa yang harus diistirahatkan.